Semua telah
berjalan sesuai yang diinginkan Dia, aku merasa berterima kasih.
Hei, sudah lama aku tak berbagi pada kalian. Tak terasa sudah hampir dua tahun aku menulis surat pernyataan itu. Entah aku sekarang membacanya seperti aneh. Apakah apa yang kutulis sungguh menyentuhku? Sampai-sampai aku tak mampu menggerakan kepala untuk berfikir tentang masa depan?
Hei, sudah lama aku tak berbagi pada kalian. Tak terasa sudah hampir dua tahun aku menulis surat pernyataan itu. Entah aku sekarang membacanya seperti aneh. Apakah apa yang kutulis sungguh menyentuhku? Sampai-sampai aku tak mampu menggerakan kepala untuk berfikir tentang masa depan?
“aku tau aku
mencintaimu”
Itulah yang pertama kali muncul dibenakku setelah sekian lama berfikir dan melupakan masa lalu. Setelah beberapa bulan menjalani hubungan dengan seorang yang kunilai pantas mendapatkan hatiku. Jujur saja, aku menangis menulis ini. Sekarang juga aku menangis, betapa BODOHNYA aku saat itu. Betapa beruntungnya, betapa bahagianya, betapa baiknya Tuhan memberikan kesempatan kedua padaku untuk merasakan usahaku dihargai. Aku ingat, tepat bulan Februari tanggal 18 tahun 2014 lalu, aku mendengar pernyataannya, bahwa ia menyukaiku?
Tapi kupikir, aku memilih kembali untuk merasakan sakit luar biasa cinta tak terbalaskan. Atau, aku menggunakan kesempatan pernyataan ini sebagai alasan aku melarikan diri? Dan ternyata, aku memilih untuk memanfaatkan..
“jujur, aku tak akan
pernah menyesal memilihmu”
Dalam benak
terdalam, kadang banyak komentar-komentar orang yang mengatakan bahwa dirinya ‘tak
pantas’ atau ‘tak seberapa’ untukku, tapi. Bagiku dialah yang kuanggap
penyelamatku, dialah yang kupilih sebagai tempat terakhir merasakan kehangatan
seorang yang pantas mengikat hatiku bersama hatinya. Untuk berapa tahun
kedepan, memang masih panjang, masih jauh, masih lama. Tapi aku ingin kau tau,
betapa tulusnya dirimu padaku, betapa sabarnya dirimu padaku yang keras kepala
ini, betapa bahagianya dirimu berasamaku hingga detik ini. Terima Kasih.
Tawa dan canda kita mungkin hanya sekedarnya, keanehan kita mungkin tak seberapa, senyuman dan tangis kita mungkin tak bernilai lebih, amarah dan penyesalan kita mungkin lebih berharga daripada yang kita kira. Hai, sayangku. Aku merindukanmu, detik ini juga, saat ini juga, memang belum lama kita bertemu dan melihat pernyataan itu di halapan telepon genggamku, tapi aku tau.
Tawa dan canda kita mungkin hanya sekedarnya, keanehan kita mungkin tak seberapa, senyuman dan tangis kita mungkin tak bernilai lebih, amarah dan penyesalan kita mungkin lebih berharga daripada yang kita kira. Hai, sayangku. Aku merindukanmu, detik ini juga, saat ini juga, memang belum lama kita bertemu dan melihat pernyataan itu di halapan telepon genggamku, tapi aku tau.
Aku telah maju, aku
telah menentukan.
Kata-kata darimu memang terlalu biasa, tak ada
yang berkesan sepertinya. Maafkan aku kalau selama ini aku tak sebanding dengan
apa yang diharapkan sebelumnya, maafkan aku bila masih berkelut dalam masa lalu,
maafkan aku bisa aku menyamakanmu dengan apa yang telah menyakitiku dulu. Aku tak
pandai merangkai kata-kata untuk menyatakan suatu kebahagiaan,
“aku mampu membuatmu
merasa berharga, aku mampu membuat segalanya baik, aku mampu menolongmu, aku
mampu menunggumu, dan aku mampu berjuang bersamamu”
Kebahagiaan
kita belum berjalan lama, tapi aku merasa kita telah cukup lama merasakan manis
pahitnya jalan ini, aku tak dapat berhenti mengatakan aku sungguh berterima
kasih pada-Nya.
Sekarang air mataku diminta keluar, sekarang aku merasa dihargai, sekarang aku merasakan ketulusan, kepercayaan, kesabaran, dan kejujuran yang sebenarnya darimu.
Jangan buat diriku kecewa, jangan buat apa yang telah kita bangun runtuh seperti angin meniup pasir di gurun kering. Jangan buat apa yang telah kau dapatkan, hilang tertelan waktu.
Aku di sini, dan selamanya aku disini. Tanpa terkecuali, dan tanpa syarat.
Aku mencintaimu, aku menyayangimu dengan hati ini yang sepenuhnya kuberikan kepercayaan kepadamu.
selamanya kita akan merasakan manisnya usaha kita bersama, selamanya juga kita akan berjuang demi masa depan kita kelak, selamanya juga kita akan bersama, selamanya juga kita akan terus mencinta, menyayangi.
sesuatu yang telah kita bangun susah payah, pasti tak akan runtuh semudah kita sebelum mengenal satu sama lain, percaya bahwa apapun jalan yang membawa kita bersama, ialah jalan yang kita pilih dan kita jalani, dan pasti baik adanya.
Sekarang air mataku diminta keluar, sekarang aku merasa dihargai, sekarang aku merasakan ketulusan, kepercayaan, kesabaran, dan kejujuran yang sebenarnya darimu.
Jangan buat diriku kecewa, jangan buat apa yang telah kita bangun runtuh seperti angin meniup pasir di gurun kering. Jangan buat apa yang telah kau dapatkan, hilang tertelan waktu.
Aku di sini, dan selamanya aku disini. Tanpa terkecuali, dan tanpa syarat.
Aku mencintaimu, aku menyayangimu dengan hati ini yang sepenuhnya kuberikan kepercayaan kepadamu.
selamanya kita akan merasakan manisnya usaha kita bersama, selamanya juga kita akan berjuang demi masa depan kita kelak, selamanya juga kita akan bersama, selamanya juga kita akan terus mencinta, menyayangi.
sesuatu yang telah kita bangun susah payah, pasti tak akan runtuh semudah kita sebelum mengenal satu sama lain, percaya bahwa apapun jalan yang membawa kita bersama, ialah jalan yang kita pilih dan kita jalani, dan pasti baik adanya.
Kasih sayang yang tiada
batas, cinta yang tumbuh dari luka lama, yang kembali merasakan penyembuhan,
aku mencintaimu. Sungguh aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
14.4.15
14.4.15
0 komentar:
Posting Komentar