Minggu, 27 Januari 2013

Amoride Design





Malam sodara readers sekalian!
karya lama ni, tahun 2012 skripsi hhe

sekilas ceritanya panjang, bagaimana seorang belajar dari penyesalan yang tidak sengaja ia buat..
enjoy readers

Hari yang panas,terik,menyengat menusuk setiap bagian kota. Aku.. Tertidur di lantai sambil memandang ke atas dan mengipas ngipas. Aku berfikir, apa yang ingin kulakukan. Kemudian.. Aku membuka diaryku. Tertulis di sana, tulisan teman lama ku. Kami tidak dekat tetapi bisa di bilang teman.
Tulisan diarynya kubuat menjadi kisah..

Siang bolong.. Panas gersang menyinari setiap sudut rumahku. Aku begitu capek dan tak dapat berfikir lurus karena panas yang menyengat. Seketika aku menatap keluar jendela dan membayangkan bagaimana menyukai seseorang tanpa melihat wajah atau harta? Banyak yang menyukaiku karena wajah dan harta, tetapi tidak ada yang menyukai karena diriku sendiri.
Di saat aku berandai andai.. Mika gadis yang di pilihkan oleh ayahku untuk menikahiku kelak, masuk ke kamarku.
"Izu, kau sedang apa? Kenapa berdiam diri di sini?" tanyanya dengan lembut. Jawabku sedikit kesal "mau tau saja! Ini kamarku, terserah aku mau ngapain". Kemudian dengan muka pasrah Mika meninggalkanku sendirian di kamar.
Esok harinya di sekolah, seorang perempuan mendekatiku. "hai? Kau Izu ya? Aku sangat menyukaimu.. Bukan karena kau kaya raya" katanya dengan lantang. "terus? Wajahku?" jawabku dengan biasa. "tidak.. Aku benar benar menyukaimu" katanya dengan senyuman. Aku pun menjadi malu dan sambil menggaruk kepalaku "ah.. Eh.. Aku.. Juga menyukaimu.. Jadi.. Ah.." jawabku dengan tersipu. Tak kusadari.. Mika mendengar semua, tapi apakah dia akan diam saja dan tak berbuat apa apa?
Mika, gadis biasa dari kalangan orang biasa. Aku tidak tau kenapa ayah memilih Mika. Mika memang pintar,rajin,baik,berbakat dalam hal rumah tangga. Tetapi? Kenapa aku tidak jatuh cinta atau suka padanya? Karena.. Aku menganggap semua cinta itu karena harta dan wajah saja.. Sehingga aku tidak percaya cinta sejati.


Kemudian perempuan itu mengajakku ke sebuah mansion besar. Tanyaku "ini rumahmu? Besar sekali". " biasa saja, silahkan masuk. Akan ku panggil ayahku"
Katanya dengan bergegas ke ruang tengah.
Rumahnya, cukup besar, aku tidak meremehkan atau apapun. Kemudian pintu terbuka dan aku masuk perlahan kedalamnya. Kemudian aku di suruh duduk di ruangan gelap itu. Kemudian lampu menyala.. Dan aku di kejutkan dengan keberadaan seorang lelaki di situ. "kau ayahnya?" tanyaku sedikit gemetar. "bukan! Siapa bilang aku ayahnya, aku ini suaminya"
Kata lelaki itu. Aku hanya tertunduk dan berbisik "apa yang kau mau dariku?". Seperti hal lainnya.. Mereka inginkan uangku.. Dan menyuruhku untuk menikahi istrinya itu dan kemudian memberikan hartaku padanya. Atau.. Ayahku dan seluruh anggota keluargaku akan di bunuh. Dengan paksa aku menjawab "baiklah.."

Sampai kejadian ini terjadi, dan melibatkan teman teman baikku dan Mika..

Malam sunyi menjadi malam berontak. Polisi rumahku di perintahkan oleh calon istriku yang baru itu menangkap Mika. Aku pun hanya terdiam sambil menangis di kamarku dan aku menatap kaca jendela melihat Mika di pukuli. "Izuuuu!! Kau dimana???!" sebuah teriakkan membangunkanku dari tangisanku. Aku secepat kilat membuka pintu kamarku dan melihat.. Mika berlumuran darah.. Aku hanya tegar dan tak tega melakukan ini pada Mika, tetapi itu kehendak perempuan yang akan menjadi istriku itu.
"Izu, secepatnya kita mengamankan kediaman ini sebelum semuanya tau" kata perempuan itu.
Kemudian sebuah suara kencang mendobrak pintuk.. Ternyata Shiro.. Dia mendorongku dan memukuliku dengan sekuat tenaganya. "Izu apa kau sudah gila?! Kau akan menikahi perempuan lain selain Mika?! Kau mau apakan Mika itu hah?! Kau berfikir tidak?!" dalam hatiku.. Aku pun menangis sambil berteriak "aku menyesal!!! Aku minta maaf semuanya!! Dan Mika!! Aku menyukaimuu!!". Diluar dari dalam hatiku.. Aku berkata sebuah kebohongan "Tidak ada yang menyukaiku apa adanya! Semuanya hanya wajah dan harta!" kataku berteriak.. 


Kemudian Shiro membisikan sesuatu "Apa yang kau lakukan ini benar?" katanya tenang..
aku hanya membalasa dengan kata "Maaf ini jalan yang kupilih" dan kemudian aku memukul Shio hingga terjatuh ke lantai.. Kemudian terbuka pintu kamarku. Mika masuk dengan paksa.. "Izu!! Aku menyukaimu!! Bukan harta atau wajahmu.. Aku benar benar menyukaimu selama ini.. Sangat bahagia, aku berterima kasih banyak hal padamu.." kata katanya.. Menyentuh hatiku yang terluka.. Kebaikannya, sudah menyembuhkan semuanya.. Tetapi.. Apa yang kubalaskan padanya? Hanya sebuah kalimat yang sangat menyakitkan "Bawa dia ke pulau terpencil! Dan jangan sampai aku melihat wajahnya lagi!" kataku..
Kemudian Inui memukulku dengan kencang sehingga hidungku berdarah, "kau bajingan! Sesudah membuang Mika.. Mika buka sampah kau tau! Dia sahabat sekaligus orang pertama dan terakhir yang menyukaimu apa adanya!".
Aku hanya menangis dan menyesalkan semuanya dalam hati.. Aku.. Aku.. Tidak lebih dari sampah yang berada di jalan raya. Aku membuang orang yang penting bagiku.. 


 Setelah ku menyuruh polisi itu membawa Mika pergi, aku hanya terdiam. Aku tidak berkata apapun pada teman temanku. Untuk hari yang tak ingin kukenang ini, aku mengharapkan kalau Mika akan baik baik saja.. Dan jika aku berhasil, aku akan menyelamatkan dan menikahi Mika! Gadis satu satunya yang melihatku apa adanya.
Berita ini menyebar keseluruh media informasi, termasuk internet. Keesokan harinya aku masuk sekolah seperti biasa. Tetapi.. Teman teman menjauhkan ku. Termasuk Shiro dan Inui. Aku tidak tau apa yang terjadi, tetapi aku sepertinya telah mengira sebab teman teman menjauhkan diriku..
Karena aku telah membuang Mika, sahabat baikku dari kecil yang telah di satukan oleh ayahku.. Hah... Apa gunanya orang sepertiku di tempat ini
Setelah pulang sekolah, aku bertemu dengan perempuan itu dan berteriak sambil melempar uang ke arahnya "Hei kau wanita jilatan anjing dan mainan bajingan! Nih! Ambilah uangku ini! Makan hingga kau mati kekenyanggan! Kau hanya butuh uang untuk HIDUP?!" aku pun dengan semangat.. Dan segera berlari ke arah garasi mobil, dan berteriak "hei!! Supir!! Dimana kau?!"
Tidak ada yang menjawab, kemudian aku mendengar sebuah suara.. Ayah?!



Ayahku, seseorang yang tegas tetapi rendah hati. Bisa di bilang sebelum ibuku meninggal, dia suka sekali mengajakku pergi kemana saja, mengajak dan mengundang teman temanku untuk pergi atau ada acara penting.
Salah satu teman ayahku adalah Ayah dari Mika. Ayahku dan ayahnya adalah teman masa kecil yang dekat, dan sekarang menjadi teman berbisnis yang baik.. Dan sepertinya.. Ayahku menyukai Mika yang baik dan suka menolong itu menjadi pendamping hidupku kelak..
Tetapi setelah Ibu meninggal, dia menjadi sangat presisten dan tegas. Menyuruhku untuk belajar, belajar, dan belajar. Katanya aku akan menjadi penerus keluarga ini, tetapi kenapa.. Dia menyuruhku untuk tidak mencintai seseorang lagi.. Apa maksudnya dia mengatakan dulu kepadaku "cinta.. Tidak abadi anaku! Jadi kau harus segera mendapatkan keturunan dan fokuslah menjalani pekerjaan dan tugasmu! Sebagai penerus keluarga ini"
Aku menghampiri ayahku dan berkata
"ayah! Kau tau dimana pulau terlarang atau pulau apa saja yang kita miliki?? Yang letaknya jauh?!"
Kata ayahku, berada di tengah lautan.. Perjalanan sekitar 2-3 minggu dari daerah pantai utara pelabuhan kota kami.
Aku pun langsung berlari melompat ke atas motorku, dan tancap gas menuju pelabuhan.
Sambil menaiki motor, aku berfikir, apakah Mika akan selamat? Saat aku tiba di sana??
Aku langsung menaiki kapal pribadiku dan sekuat dan sekencang kilat, menuju pulau itu!
Perjalanan kesana hanya memakan waktu seharian.. Cukup melelahkan tetapi aku tidak peduli!
Sampai di sana, ada sebuah menara besar.. Dan dikelilingi hutan. Aku segera kesana sebelum terlambat..
Aku berteriak "Mika!! Kau dimana?!" lama sekali..
Aku Pun menuju sebuah rumah keluargaku yang telah tak terpakai utuk waktu yang lama"
Setiap hari di pulau itu, aku menari Mika, tetapi kenapa harus nyasar. Berkali kali kucoba tetap saja nyasar! Hah..
--------------------------
Seiring berjalannya waktu, aku sudah bolak balik ke pulau itu, tetapi tidak dapat menemukan jalan menuju menara itu!
7 tahun... Waktu yang lama bukan?
Sekali ini aku membawa ayahku ke pulau itu.. Dan ayah menunjukkan jalan ke menara itu, sesaat ayah berhenti di jalan dan berkata "Izu, ayah sudah kewalahan menangani dirimu ini! Dan untuk apa bertanya kepada ayah cara menuju ke menara itu!? Ada apa di sana Izu?!" katanya membatah.
Aku dengan tegas menjawab "Mika! Ayah aku melakukan kesalahan besar 7 tahun lalu kepadanya dan mengusirnya ke pulau ini! Aku minta maaf tidak memberi tahunya padamu. Tapi aku ingatkan ayah.. Cinta sejati itu ada! Ibu juga suka bilang dulu kalau dia akan selalu mencintai ayah, sekalipun dia sudah tidak ada di samping ayah.. Sekarang aku akan menjemput seseorang penting bagiku di menara itu! Terima kasih atas bantuan guied jalannya" kataku sambil sedikit terharu dan menuju ke arah menara itu.
Sesampai di sana, aku melihat Mika termenung di dalam menara. Dengan kilat, aku berlari dan segera mendobrak pintu itu....


 Pintu itu terbuka akhirnya..
Aku langsung terduduk dan memeluk Mika sambil berkata
"aku minta maaf selama ini.. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu lagi.. Janjii dan aku akan selalu menyukai dirimu!"
Mika hanya berkata "aku memaafkan mu.. Aku juga menyukaimu.. Terima kasih telah membalas cintaku"
Setelah kejadian ini aku dan Mika kembali ke kota dan mulai menelepon sahabat kami. Acara kembalinya Mika berlangsung meriah.
Ditengah acara Mika bertanya kepada teman teman "heii dimana Inui? Kenapa dia tidak datang"
Semua orang terdiam.. Termasuk aku. Shiro kemudian berkata "ayo ikut aku ke suatu tempat.. Semuanya tetap di sini! Hanya kami bertiga akan pergi sebentar"
Mika dengan bingung ikut kami ke sebuah lapang hijau. Di puncaknya terdapat pohon besar yag rindang. Kemudian setelah sampai.. Mika hanya tersungkur dan menangis.. "Inui?? Dia meninggal? Kenapa? Apa sebabnya?" kata Mika
"dia kecelakaan 6 tahun lalu.. Maaf kan aku tidak memberi tahumu langsung saja" kataku dengan pelan..
Kemudian Mika bangkit dan kemudian berdoa, bahwa memberitahu Inui, dia telah kembali dan terima kasih atas bantuannya selama ini..
Kisahku ini.. Hanya sebuah pelajaran kecil dari hidup.. Tapi aku sudah menyadari kesalahanku.. Kalau.. Kepercayaan yang di percaya seseorang belum tentu pantas di percaya untuk kita..
Sekarang aku sudah mendapat pelajaran penting
 

Sekian
Izu Hamazaki


Learn from stories that you read, but remember do not go with the worst, go with the best
night!

27.01.13


Amoride Design / Author & Editor

Jangan pernah menganggap remeh sebuah perasaan, karena perasaan dapat mengubah seseorang menjadi yang lain

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Templatelib