.
H i t a m .
Kadang aku lelah untuk
mengungkapkan seluruh perasaanku padanya, namun sepertinya kurang jika tidak
memberitahunya. Namun.. hal itu dibentak keras oleh keadaan bawah ternyata ia
hanya menerima seperlunya dan seadanya. Tidak memperhatikan yang sebenarnya
terjadi. Kadang keterpaksaan kuingin lakukan padanya, namun sekali lagi serasa
aku tidak mempu untuk memaksanya, sebaliknya ia mudah untuk melakukan itu. Hingga
kini aku cukup sabar menghadapinya walaupun kata sabar itu hanya kebohongan
yang kulontarkan dengan mudah ke atas wajahnya.
Tidak ada alasan lagi untuk tetap bersamanya, namun sikap serta sifat yang
begitu menghargai adanya seseorang yang penting di hidup membuatku enggan untuk
bangun dan mencari yang baru. Jelas seseorang menungguku di sebrang sana, tapi
aku yang tidak ingin melewati jembatan kasat mata itu. Dan meninggalkan.
Percaya tidak percaya, sudah banyak tulisan yang muncul, tapi apa daya ia selalu melewati itu dan menganggapnya angin. Aku tau jika semua orang itu memiliki kekurangan, namun hingga kini aku mengabaikannya dan ternyata ketika kusadar, bahwa diriku sudah dimakan habis oleh kelelahan. Aku lelah menghadapi semua ini, dan ketika nanti lebih dewasa sekiranya ia akan lebih sibuk ke dunianya. Aku ingin istirahat.
Percaya tidak percaya, sudah banyak tulisan yang muncul, tapi apa daya ia selalu melewati itu dan menganggapnya angin. Aku tau jika semua orang itu memiliki kekurangan, namun hingga kini aku mengabaikannya dan ternyata ketika kusadar, bahwa diriku sudah dimakan habis oleh kelelahan. Aku lelah menghadapi semua ini, dan ketika nanti lebih dewasa sekiranya ia akan lebih sibuk ke dunianya. Aku ingin istirahat.
Katanya, aku yang tidak menghargainya. Tapi jika itu yang kulakukan, apakah aku masih di sini dan menunggunya pulang walau aku berharap lebih tapi keadaan mengatakan sebaliknya. Apakah karena sifatku yang melihat kekurangan berlebihan membuatku dijauhi oleh orang banyak? Apakah aku ini melelahkan dan membosankan? Sekiranya aku memiliki orang yang menghargaiku seadanya, tapi banyak juga yang membenciku karena aku tidak mampu menyatukan diri dengan kesibukan sosialita mudah seperti layaknya mereka itu.
Aku juga ingin menginjak mereka
semua. Aku juga ingin melihat kekurangan diriku yang TIDAK PERNAH mereka
katakan padaku. Bodohnya kenapa mereka masih ada di sini dan mereka lah yang
lebih banyak daripada orang sepertiku. Sekiranya terlalu berbeda itu membuat
hidup mencolok dan dibenci. Sulitnya menerima diri sendiri dan sulitnya untuk
mengungkapkan amarah apa adanya, ya itu dia.
Kembali lagi tentangnya, aku
sering menghapus chat dan mengabaikan namun sepertinya sikapku ini terlalu
baik. Apa sebaiknya aku melakukan hal yang sama sepertinya agar ia mengerti
jadinya aku?s sepertinya perlu. Kadang aku tidak sanggup lagi untuk menangis
dan meratapi apa yang terjadi, aku cuek dan mengabaikan dengan mudah apa yang
menganggu hati. Sekarang itu yang kulakukan sekarang, melupakan.
Katanya lepaskan?
Katanya bosan dan stereotype?
Katanya dingin dan pemarah?
Katanya tidak menghargai?
Aku lelah menghadapimu sekarang,
katanya kemauanku terus yang harus dipenuhi. Itu benar, namun pernahkah aku
memintaku hal hal yang aneh dan berlebihan? Kadang menyeletuk canda dan
tertawa. Namun hati ini sudah terbiasa berbohong.
Kebohongan itu mudah kau lakukan,
aku juga.
Andai kau tau bahwa aku menulis
ini seadanya yang terjadi di dalam diri ini. Andai kau tidak mengabaikan dan
membaca cepat semua yang kubuat. Ketulusan kau beri namun kau lebih
mementingkan bukti dariku daripada bukti yang kau sendiri berikan padaku. Kadang
kau memperhitungkan kemampuan mencintai, dan akhirnya kau mengatakan aku
berubah dan bertanya apa aku menyayangimu mencintaimu.
K O N Y O L !
Aku juga ingin melakukan hal itu
namun aku tidak dapat.
Indahnya menjadi seseorang yang berbaik hati kepada semua orang hingga aku tidak berdampak apa apa jika kau asik dengan mereka.
Aku sedih mengapa aku harus terlahir berbeda, dan mendapatkanmu merupakan kebalikan dari keperbedaanku. Aku menyedihkan aku dibenci dan aku begitu menonjol untuk diabaikan. Apa kau akhirnya sadar bahwa memilikiku adalah suatu kesalahan padamu?
Indahnya menjadi seseorang yang berbaik hati kepada semua orang hingga aku tidak berdampak apa apa jika kau asik dengan mereka.
Aku sedih mengapa aku harus terlahir berbeda, dan mendapatkanmu merupakan kebalikan dari keperbedaanku. Aku menyedihkan aku dibenci dan aku begitu menonjol untuk diabaikan. Apa kau akhirnya sadar bahwa memilikiku adalah suatu kesalahan padamu?
Pertanyaan ini banyak kusimpan
dalam kata – kata dan hati. Seringnya tidak terucap karena aku bahagia saat
bertemu dengamu. Tapi katamu aku tidak bisa melupakan masalah bahkan katanya
kau sudah berusaha untuk membahagiakanku seakan katanya sia – sia.
Sebenarnya itu hanya perasaanmu,
semakin kau jatuh maka aku akan semakin jatuh tertimpa olehmu.
Tidak sadar bahwa apa yang kau
beri aku selalu sambut baik, mungkin ternyata tidak hanya aku yang merasakan
stereotype itu. Aku tertawa saat aku mengatakan aku cantik. Itu alasan pertama
kau mau berkenalan denganku. Sebenarnya aku sedih. Ingatkah ketika aku tidak
berhenti untuk bertanya, mengapa kau memilihku? Bagaimana ceritanya dulu saat
kita pertama kali kenal? Cerita saat kita mengalami hal hal baru bersama?
Karena aku takut kau lupa tujuan
dan alasanmu untuk mencintaiku.
Pada akhirnya kau berbohong
dariku sejak awal, ternyata aku sulit mendapatkan seseorang yang berkata jujur
padaku. Semua mereka lakukan untuk membuatku hancur dan jelek, apa kau juga
termasuk?
Kebohongan yang terus kau lakukan
aku abaikan, kadang aku ingin mati.
Aku sangat membenci kebohongan,
kata – kata itu menjadi akar pencarian seseorang yang benar – benar menyayangiku.
Tapi pada akhirnya perbedaanku dijadikan alat judi dan tertawaan, menusuk dari
belakang dan membuang tanpa melihat wajah.
Aku lelah, aku ingin mati. Tapi mau
bagaimana Tuhan mengizinkan orang – orang sepertiku ada untuk melengkapi dunia
yang tidak menganggap aku ataupun orang – orang sepertiku ada.
Aku hanya sampah.
Sampai kapan aku harus menulis
ini? Sekiranya sampai subuh menjelang. Tidak pernah kah kau menulis sesuatu
untuku? Bahwa kau mencintaiku? Apakah bukti begitu penting bagimu hingga aku
begitu rendah di matamu.
Katanya aku yang pemarah dan buru
– buru, iya itu aku.
tapi ketahuilah, apakah pernah kau merasakan ditusuk oleh kata – kata sendiri di saat bersamaan mencaci maki seseorang? Ya mungkin kau hanya menganggap angin setelah kau marah, dan seringnya kau menututku untuk tidak membahas itu, dan marah jika kubahas.
tapi ketahuilah, apakah pernah kau merasakan ditusuk oleh kata – kata sendiri di saat bersamaan mencaci maki seseorang? Ya mungkin kau hanya menganggap angin setelah kau marah, dan seringnya kau menututku untuk tidak membahas itu, dan marah jika kubahas.
Apakah perlu aku menjadi orang
lain dalam hidupmu baru kau tau rasanya kehilangan yang sesungguhnya?
Kesabaran ini habis ketika kau
membentakku, apakah aku begitu jahat hingga kau membentakku lagi? Ketika aku
tidak memiliki kesempatan untuk membentak dan memarahimu, kau yang sebaliknya
tidak terima atau bahkan menganggap aku
biasa dan asik kembali dengan aktivitasmu.
Katanya aku melupakan kebaikanmu,
apakah perlu aku hitung? Tidak bukan? Kalau aku melupakan kebaikamu maka aku
akan pergi dengan mudah.
Jika itu yang kau inginkan maka
aku akan pergi dan mengabaikanmu.
Ketika aku lelah dan mulai
melakukannya, kau mengejarku, awalnya akan kumaafkan namun sepertinya setelah
itu aku akan diam.
Ketika aku tidak sanggup untuk
berkata mungkin, maka aku akan mengatakan suatu kebohongan atau kepastian.
Ingatlah bahwa aku diam dan
memirkanmu dalam segala kesibukanku, percaya atau tidak tanpamu aku sulit untuk
mencari kesibukan dan kesenangan melakukan sesuatu, tapi apa daya. Apa yang
kurasa sepertinya hanya hal gila dan mengerikan untuk dirasakan. Sekarang aku
lelah, aku akan mencarinya. Menyebrangi jembatan itu dan mengabaikanmu, percaya
atau tidak kalau aku akan mencampakmu suatu hari nanti? Jika ya maka aku akan
mewujudkan itu dengan sekali lentik jari.
Maafkan aku yang begitu mencintaimu hingga aku lupa untuk memikirkan diriku sendiri, walau aku jarang mengucap cinta tapi aku selalu memelukmu dalam susah dan senang.
Percayalah bahwa aku akan tetap di sini tapi jika aku berubah
jangan minta aku pergi, karena aku akan pergi sebelum kau sadar aku telah
mencinta yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar